Dakwah Hizbiyyah

Posted: 9 Juli 2015 in Tak terkategori

Ada sebagian kelompok menisbatkan dirinya sebagai ahlus sunnah namun hakekatnya mereka adalah ahli bid’ah mereka beragama secara hizbiyyah.
Mereka beragama dengan cara membuat ormas,front,forum dan kelompok yang di dalamnya mereka membuat undang-undang yang mengikat anggotanya seperti dengan bai’at.
Mereka memberikan loyalitas penuh  kepada pemimpinya mereka menaati segala perintah pimpinan tanpa merujuk kepada Al Qur’an Dan Sunnah,mereka tidak pernah menanyakan dalil pada pimpinan mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata”Barang siapa mengangkat seorang pemimpin,lalu ia mencintai & memusuhi menurut persetujuannya dalam perkataan & perbuatan maka ia termasuk dari orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.

http://www.lppimakassar.com/2013/01/jika-kita-membandingkan-jalaluddin.html?m=1

Syarah Aqidah Al-Wasithiyah
Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthaniy

AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

Sifat : Al-Istiwa, Al-Uluw, Al-Maiyah Dan Al-Kalam

[35]. Sifat Al-Istiwa’ (Bersemayam) [36]. Al-‘Uluw (Tinggi)

٥. الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Artinya : Allah Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy.” [Thaha : 5]

Sifat itu disebutkan oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala di tujuh tempat dalam kitab-Nya dan kita meyakini apa yang telah ditegaskan oleh Allah bagi diri-Nya. Kita mengatakan bahwa Dia benar-benar bersemayam, dengan sifat bersemayam yang layak dengan kebesaran-Nya. Bersemayam itu telah diketahui artinya, bagaimananya tidak diketahui, mengimaninya merupakan kewajiban, sedangkan bertanya mengenainya adalah bid’ah, dan inilah madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah.[1]

١٠. إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

“Artinya : Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya.” [Fathir : 10]

Al-Uluw (Tinggi) merupakan sifat Dzatiy bagi Allah Ta’ala. dia memiliki ketinggian absolut : ketinggian dzat, ketinggian kekuasaan, dan ketinggian pemaksaan [2] dalam hadits disebutkan :

“‘Artinya : Arsy itu -di atas air, sedangkan Allah di atas ‘Arsy dan Dia mengetahui apa yang kamu di atasnya.” [3]

[37]. Sifat Al-Ma’iyah (Kebersamaan) Bagi Allah Ta’ala

٤. هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاء وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Artinya : Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia rnengetahui apa yang rnasuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya, juga apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Meihat apa yang kamu kerjakan.” [Al-Hadid : 4]

١٢٨. إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

“Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa ‘dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” [An-Nahl : 128]

Dalam ayat-ayat ini, kita menemukan bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan bagi diri-Nya sifat Al-Ma’iyah (kebersamaan). Ma’iyah ini terbagi menjadi dua macam :

[1]. Kebersamaan Allah dengan seluruh makhluk, yang konsekuensinya berupa sifat Al-llmu (mengetahui), Al-lhathah (meliputi), dan Al-Ithla’ (melihat). Dalil kebersamaan ini adalah apa yang terkandung dalam surah Al-Hadid di depan.

[2]. Kebersamaan Allah khusus dengan orang-orang yang beriman dan bertakwa, yang konsekwensinya berupa penjagaan, perhatian, dan pertolongan. Kebersamaan yang umum, termasuk salah satu sifat Dzatiyah, sedangkan kebersamaan yang khusus, termasuk salah satu sifat Fi’liyah. Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya, bila seseorang dari kamu berdiri dalam shalatnya, maka ia sesungguhnya bermunajat kepada Rabbnya. Rabbnya berada diantara dirinya dan kiblat. Karena itu, janganlah salah seorang dari kamu meludah di hadapan wajahnya, tetapi hendaklah ia meludah di sebelah kirinya atau di bawah kedua telapak kakinya.” Dalam riwayat lain, “… atau di bawah telapak kaki kirinya.”[4]

” Artinya : Yang kamu seru dalam doamu lebih dekat kepada salah seorang dari kamu, daripada leher kendaraan tunggangan salah seorang dari kamu.” [5]

[38]. Sifat Al-Kalam (Berbicara)

١٦٤. وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيماً

“Artinya : Dan Allah berbicara kepada Musa dengan langsung.” [An-Nisa’ : 164]

Ayat ini, juga ayat-ayat lain yang disebutkan oleh penulis, menunjukkan bahwa Allah benar-benar berbicara dengan pembicaraan yang sesuai dengan kebesaran-Nya. Dia berbicara bila Dia menghendaki, tentang apa yang Dia kehendaki, dan kapan saja Dia menghendaki. Dia, benar-benar telah berbicara dengan Al-Qur’an dan kitab-kitab lain yang diturunkan kepada para nabi ‘alaihimush shalatu wassalam. Al-Qur’an adalah kalam-Nya Subhanahu wa Ta’ala , dirurunkan, bukan makhluk, bermula dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Bila manusia menulis Al-Qur’an di mushaf atau membacanya, maka hal itu tidak merubah keberadaannya sebagai Kalam Allah. Karena perkataan itu disandarkan kepada siapa yang mengatakannya pertama kali, bukan kepada siapa yang menyampaikannya. Allah telah berbicara dengan huruf-hurufnya dan makna-maknanya, dengan lafazh dari diri-Nya sendiri, tidak sedikit pun dari hal itu yang berasal dari selain-Nya. Jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara dengan perkataan yang dari segi jenisnya adalah Qodim , akan tetapi dari segi satu persatunya adalah Hadits (baru), dan Dia terus-menerus berbicara dengan huruf, suara, dan perkataan yang didengar oleh siapa saja di antara makhluk-Nya yang Dia kehendaki. Dia akan berbicara kepada orang-orang mukmin pada Hari Kiamat dan sebaliknya mereka berbicara kepada-Nya. Pembicaraan-Nya terjadi dengan dzat-Nya dan merupakan sifat Dzat sekaligus sifat perbuatan, karena itu ia masih dan akan terus berbicara apabila la menghendaki, dengan pembicaraan yang sesuai dengan kebesaran-Nya [6] Nabi Sallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda :

“Artinya : Tidak ada seorang pun di antara kamu, kecuali Rabb-nya akan berbicara dengannya, tanpa perantara seorang penerjemah.[7]

Beliau juga bersabda : Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

” Artinya : Wahai Adam! “Adam alaihissalam menjawab, “Ku-penuhi panggilan-Mu, saya sangat berbahagia menjumpai-Mu, dan segala kebaikan berada di kedua tangan-Mu.”Nabi bersabda : Lalu Allah berfirman, “Keluarkanlah utusan naarl” Adam bertanya, “Apakah utusan naar itu !” Allah menjawab, “Untuk setiap seribu orang, ada 999 orang.” Nabi bersabda, “Itulah hari dimana anak kecil beruban, setiap wanita yang hamil melahirkan kandungannya, dan kamu melihat manusia mabuk padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi siksa Allah itu sangat keras.” [8]

——————————————————————————–

Foote Note.
[1]. “Fatawa” Ibnu Taimiyah V/144
[2]. “Ar-Raudhah An-Nadiyah”, hal.131
[3]. Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud. Lihat “Aunul Ma’bud” XIII/14. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam”Mukhtashar Al-‘Uluw lil “Aliyyi Al-Ghaffar”, hal.103
[4]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, “Fathul Bari” I/84 dan Muslim IV/2303
[5]. Fathul Bari XI/500 dan Muslim IV/2077, lafazh ini milik Muslim. Lihat Fatawa Ibnu Taimiyah V/103
[6]. “Ar-Raudhah An-Nadiyah”, 146, “Al-Ajwibah Al-Ushuliyah”, 93, dan “Syarh Al-Wasithiyah”, Al-Haras, hal.96
[7]. Diriwayatkan Al-Bukhari, “Fathul Bari” XI/377 dan Muslim I/201
[8]. Diriwayatkan Al-Bukhari, “Fathul Bari” XI/377 dan Muslim I/201

Sekte Sekte dalam Islam

Posted: 10 November 2013 in Tak terkategori

Kita mengetahui adanya sekte sekte dalam islam sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda “Yahudi terpecah menjadi 71 golongan, atau 72 golongan;Nashrani juga sama; sementara umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. At-Tirmidzi menyatakan hadits ini shahih.

kita tidak mengetahui secara mendetail nama dan madzhab pecahan sekte tersebut namun secara garis besar sekte utama terdiri dari Haruriyah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rafidhah, dan Jabariyah

Sebagian ulama menyatakan induk sekte ada 6 yang masing-masing terpecah menjadi 12 sekte. Jadi jumlah seluruhnya ada 72 sekte.

A. Sekte Haruriyah
1. Azraqiyah; Mereka menyatakan,kami tidak yakin seseorang itu beriman jika dia mengkafirkan ahli kiblat (mukmin yang lain). Kecuali yang sependapat dengan mereka.
2. Ibadhiyah; Mereka berpendapat orang yang menyetujui pendapat kami beriman dan yang menentang munafik.
3. Tsa’labiyah; Menurut sekte ini Allah tidak menetapkan takdir
4. Hazimiyah; Mereka menyatakan “kami tidak tahu apa itu iman ? seluruh makhluk dalam keadaan udzur.”
5. Khalafiyah; Mereka beranggapan orang yang meninggalkan jihad itu kafir
6. Mukarramiyah; Mereka menyatakan “Kita tidak boleh mnyentuh kulit orang lain (yang tak sepaham) sebelum dia bertobat dan mandi besar
7. Kanziyah; Menyatakan sebaiknya seseorang tidak memberikan hartanya pada orang lain,karena bisa jadi dia tidak berhak atas harta itu sebaiknya ia menimbun sampai diketahui siapa yang paling berhak
8. Syamrahiyah; Menurut mereka laki-laki boleh menyentuh kulit wanita lain (bukan mahramnya) karena perempuan sumber kesegaran
9. Akhnasiyah; Menurut mereka orang yang telah meninggal tidak akan memperoleh kebaikan dan keburukan
10. Muhakimiyah; Mereka menyatakan orang yang menuntut keadilan pada makhluk dia kafir
11. Muktazilah Haruriyah; Menyatakan Masalah Ali dan Mu’awiyah sangat klise kami berlepasa dari dua orang tersebut
12. Maimuniyah; Menyatakan seorang imam harus mendapat persetujuan dari pendukung kami.

B. Sekte Qadariyah
1. Ahmariyah; Aliran ini beranggapan bahwa syarat keadilan Allah ialah dia menyerahkan seluruh urusan hamba-Nya dan menghalangi mereka dari segala perbuatan maksiat
2. Tsanawiyah; Mereka berpendapat bahwa seluruh kebaikan berasal dari Allah, sementara kejahatan berasal dari Allah
3. Muktazilah; Menyatakan Al Qur’an Makhluk dan mengingkari Allah dapat dilihat di Surga
4. Kaisiyah; Mereka menyatakan,”Kami tidak tahu apakah seluruh perbuatan ini berasal dari Allah atau dari hamba? kami juga tidak tahu apakah setelah mati manusia diganjar atau disiksa?”
5. Syaithaniyah; Mereka menyatakan Allah belum menciptakan Syetan
6. Syarikiyah; Mereka menyatakn seluruh keburukan telah ditakdirkan selain kekafiran
7. Wahamiyah; Mereka menyatakan perbuatan dan ucapan makhluk tak berbentuk dzat demikian pula kebaikan dan keburukan
8. Rawandiyah; Mereka berpendapat seluruh kitab suci yang diturunkan Allah boleh kita amalkan baik yang sudah dinasakh maupun belum dinasakh
9. Batriyah; Mereka beranggapan orang yang melakukan maksiat kemudian bertobat,tobatnya tidak diterima
10. Nakitsiyah; Mereka beranggapan orang yang melanggar Bai’at Rasulullah tak berdosa
11. Qasithiyah; Mereka mengutamakan orang yang mencari dunia dari pada yang zuhud
12. Nizhamiyah; Pendukung Ibrahim An-Nizhami dengan pernyataannya : Orang yang beranggapan Allah itu sesuatu itu kafir
C. Sekte Jahmiyah
1. Muathilah; Mereka beranggapan segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dinamakan makhluk, orang yang mengklaim Allah dapat dilihat oleh mata kepala itu Kafir
2. Marisiyah; Mereka beranggapan sebagian sifat Allah adalah makhluk
3. Multazimah; Mereka beranggapan Allah ada di mana-mana
4. Waridiyah; Mereka berpendapat orang yang mengenal tuhan tidak akan masuk neraka dan orang yang masuk neraka tidak akan bisa keluar
5. Zanadiqah; Mereka beranggapan tidak ada seorangpun yang bisa menghadirkan Tuhan dalam dirinya sebab kehadiran tersebut hanya bisa dilakukan jika dia telah menemukan Tuhan
6. Harqiyah; Mereka beranggapan orang kafir akan dibakar dineraka satu kali kemudian dia akan tetap terbakar namun tidak merasakan panas
7. Makhluqiyah; Mereka beranggapan Al Qur’an makhluk
8. Faniyah; Mereka beranggapan Surga dan Neraka Fana
9. Mughiriyah; Mereka mengigkari para Rasul,menurutnya mereka itu philosof
10. Waqifiyah; Mereka menyatakan kami tidak menyatakan Al Qur’an itu makhluk tidak pula menyatakan dia bukan makhluk
11. Qabriyah; Mereka mengingkari adzab kubur
12. Lafzhiyah; Menurut mereka Al Qur’an itu makhluk

D. Sekte Murji’ah, terbagi menjadi 12 tapi disini disebutkan hanya 11
1. Tarikiyah; Mereka beranggapan, Allah hanya mewajibkan keimanan kepada makhluknya. Orang yang telah beriman dan mengenal Allah silahkan berbuat sekehendaknya
2. Saibiyah; Mereka beranggapan Allah membebaskan makhluk untuk berbuat semaunya
3. Rajiyah; Mereka beranggapan orang yang taat tidak bisa dinamakan orang taat, dan orang yang beritindak maksiat tidak dapat disebut pelaku maksiat karena kita tidak tahu apa yang ada disisi Allah
4. Syakiyah; Mereka beranggapan ketaatan tidak berasal dari keimanan
5. Baihasiyah; Mereka beranggapan keimanan adalah pengetahuan
6. Manqushiyah; Mereka beranggapan Iman tidak bertambah dan berkurang
7. Mustatsniyah; Mereka menafikan pengecualian dalam keimanan
8. Musyabbihah; Mereka beranggapan Allah mempunyai pandangan seperti pandanganku dan tangan seperti tanganku
9. Hasyawiyah; Mereka beranggapan orang yang meninggalkan ibadah sunnah sama seperti meninggalkan ibadah wajib
10. Zhahiriyah; Mereka menafikan dalil qiyas
11. Bid’iyah; Mereka yang pertama menciptakan hal-hal baru dalam ibadah

E. Sekte Rafidhah
1. Alawiyah; Mereka beranggapan hak kerasulan adalah milik Ali namun jibril melakukan kesalahan
2. Amriyah; Mereka beranggapan Ali Ra merupakan sekutu Rasulullah dalam masalah kerasulan
3. Syi’ah; Mereka beranggapan Ali adalah orang yang diberi wasiat Rasul dan umat islam telah kafir dengan berbai’at kepada selain Ali
4. Ishaqiyah; Mereka beranggapan kenabian masih berlanjut sampai kiamat
5. Nawusiyah; Mereka beranggapan Ali adalah yang paling utama,siapa yang mengutamakan selain Ali dia telah kafir
6. Imamiyah; Mereka beranggapan dunia tak akan damai tanpa kepemimpinan seorang imam dari anak cucu husain
7. Yazidiyah; Mereka beranggapan seluruh keturunan Husain menjadi imam shalat. Siapa yang mendapat salah satu dari mereka maka dia tidak boleh shalat di belakang selainnya
8. Abbasiyah; Mereka beranggapan Abbas lebih berhak menyandang kekhalifahan
9. Mutanasikhah; Mereka beranggapan ruh akan berenkarnasi
10. Raj’iyah; Mereka beranggapan Ali dan para pendukungnya akan kembali kedunia untuk membalas dendam pada musuh-musuhnya
11. La’iniyah; Mereka melaknat Utsman, Thalhah, Zubair, Mua’awiyah, Abu Musa, Aisyah dan para sahabata lainnya
12. Mutarabbishah; Pada setiap periode mereka mengangkat satu pemimpin sebagai Al Mahdi dan jika dia meninggal akan diganti dengan yang lainnya
F. Sekte Jabariyah; terbagi menjadi 12 tapi disini disebutkan hanya 11
1. Mudhtharibah; Mereka berpendapat manusia tidak punya daya untuk melakukan apapun
2. Af’aliyah; Mereka berpendapat manusia mempunyai perbuatan namun tidak mampu menjalankannya
3. Mafrugiyah; Mereka berpendapat segala sesuatu telah diciptakan. Sekarang Allah tidak menciptakan apa-apa
4. Najjariyah; Mereka berpendapat Allah menyiksa manusia sebab perbuatan yang dia lakukan bukan karena perbuatan meeka
5. Mananiyah; Mereka menyatakan “Engkau memperoleh balasan atas apa yang terbetik dihatimu,maka lakukanlah apa yang menurut hatimu baik
6. Kasbiyah; Mereka berpendapat seorang hamba tidak dapat mengusahakan pahala atau siksa
7. Sabiqiyah; Mereka berpendapat “Siapa yang ingin berbuat lakukanlah,siapa yang tidak ingin berbuat tinggalkanlah
8. Muhibbiyah; Mereka berpendapat orang yang meneguk cinta Allah maka gugurlah semua kewajibannya
9. Khaufiyah; Mereka berpendapat orang yang mencintai Allah tidak akan takut padanya
10. Khassiyah; Mereka berpendapat dunia bagi manusia itu sama mulai dari Adam
11. Maiyah; Mereka berpendapat perbuatan itu berasal dari manusia begitu juga kemampuan untuk melakukannya

Mereka (Ashabul Hadits) bersaksi bahwa Allah ta’ala memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki menuju Agama-Nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki untuk menjauhi Agama-Nya, namun bagi orang yang disesatkan-Nya tidak ada alasan (untuk bebas dari siksa-Nya).Allah berfirman:قُلْ فَلِلّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاء لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ

“Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya”. (Al-An’am:149)

Allah berfirman:

وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku; “Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-sajdah:13)

Allah juga berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. (Al-A’raf:179)

Maha suci Allah yang telah menciptakan makhluk tanpa merasa butuh kepada mereka. Allah menciptakan mereka dalam 2 golongan. Satu golongan berhak masuk kedalam tempat kenikmatan sebagai keutamaan yang Allah berikan, dan golongan yang lain dimasukkan ke neraka sebagai keadilan.

Allah menjadikan diantara mereka ada yang tersesat dan ada yang terbimbing, ada yang celaka dan ada yang bahagia. Ada yang dekat dengan rahmat-Nya dan ada yang jauh dari rahmat-Nya.

Allah berfirman:

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (Al-Anbiya’:23)

Allah berfirman:

أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. (Al-A’raf:54)

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة

“Sesungguhnya bakal penciptaan seseorang diantara kamu dikumpulkan dalam perut ibunya dalam 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari), kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menetapkan 4 perkara : rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya, ia celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada tiada Tuhan selain Dia, sungguh seorang diantara kamu ada yang melakukan amalan ahli syurga hingga tidak ada diantara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja, kemudian dia didahului oleh taqdir Allah, lalu ia melakukan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka. Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan amalan-amalan ahli neraka, sehingga tidak ada anatara dia dan neraka kecuali sehasta saja, maka ia didahului oleh takdir Allah, lalu ia melakukan amalan ahli syurga, maka ia pun masuk syurga”

Ingkar Kepada Thaghut

Posted: 25 Juli 2013 in Tak terkategori

Ibnu Al-Qayyim [19] Rahimahullah Ta’ala telah menjelaskan pengertian thaghut dengan mengatakan :

( الطاغوت : ما تجاوز به العبد حده من معبود، أو متبوع، أو مطاع ).

“Thaghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan menusia secara melampaui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti, atau dipatuhi.”

Thaghut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
1-Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah,
1.Orang yang disembah, sedang ia sendiri rela,
2.Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,
3.Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib,
4.Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman :

لا إكرا في الدين قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها والله سميع عليم

“Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan iman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang amat kuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ; 256).

Ingkar kepada semua thaghut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat “La Ilaha Illallah”.
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رأس هذا الأمر الإسلم، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد في سبيل الله.

“Pokok agama ini adalah Islam [20], dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah [21].

Wallahu a’lam. Hanya Allahlah yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

————-

(19) Abu Abdillah : Muhamad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad Az-zur’i Ad- Dimasyqi, terkenal dengan Ibnu Al-qayyim atau Ibnu Qayim al-Jauziyah (691-751 H = 1292-1350 M). Seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak ummat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah serta mengikuti jejak para salafus shalih. Mempunyai banyak karya tulis, antara lain : Madarij-assalikin, Zaad Al-Ma’ad, Thariq Al-Hijratain wa Baab As-Sa’adatain, At- tibyan fi Aqsam Al-Qur’an, Miftah Dar As-sa’adah.

Allah telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل

“(Kami telah mengutus) Rasul-rasul mejadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi mausia membantah Allah setelah (diutusnya) para Rasul itu.” (QS. An-Nisa’ : 165).

Rasul pertama adalah Nabi Nuh ‘alaihis salam, dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para Nabi.

[Selain dalil dari Al Qur’an yang disebutkan penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah Rasul pertama, disana ada juga hadis shahih yang menyetakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-bukhari dalam shohih nya, kitab Al-Anbiya’, bab 3, dan riwayat Muslim dalam shahihnya, kitab Al-Iman bab 84. Adapun Nabi Adam ‘alaihis salam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar al-ghifari R.A, beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para Nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai Rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan lebih dari 312 orang. Lihat : Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal, 178, 179 dan 265.]

Dalil yang meunjukkan bahwa Rasul pertama adalah Nabi Nuh, firman Allah Ta’ala :

إنا أوحينا إليك كما أوحينا إلى نوح والنبيون من بعده.

“Sesungguhnya Kami mewahuyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para Nabi sesudahnya…” (QS. An-nisa’ :163)

dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan kepada mereka untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada thaghut. Allah Ta’ala berfirman:

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت.

“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul (untuk menyerukan) : Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl :36).

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir kepada thaghut dan hanya beriman kepada-Nya saja.

Metode (Minhaj ) Al-Firqah An-Najiyah adalah metode yang ditempuh oleh Al-Firqah An-Najiyah / Ahlu Sunnah Wal jama’ah dalam mengamalkan dinul Islam sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para Sahabat رضي الله عنهم

1.   Al-Firqah an-Najiyah adalah golongan yang komitmen dengan minhaj Rasulصَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  semasa hidupnya dan minhaj para sahabat  رضي الله عنهم   sepeninggalnya. Yaitu al Qur’an yang Allah turunkan kepada RasulNya dan beliau jelaskan kepada para sahabatnya. Beliau bersabda :

” Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat sesudahnya :Kitabullah dan Sunnahku. Keduanya tidak akan terpisah hingga keduanya masuk telagaku.”

2.   Al-Firqah an-Najiyah kembali kepada firman Allah dan sabda rasulNya ketika bersengketa dan berselisih, karena mengamalkan firmanNya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya

(QS. An-Nisa : 59)

Allah berfirman

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya

(QS. An-Nisa : 65)

3.   Al-Firqah an-Najiyah tidak mendahulukan ucapan siapa pun dibandingkan ucapan Allah dan RasulNya, karena mengamalkan firmanNya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

(QS Al-Hujurat : 1)

Ibnu Abbas berkata, “Hampir saja mereka akan dibinasakan! Aku mengatakan Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda begini, tapi mereka justru mengatakan Abu Bakar dan Umar berkata begini.” (HR. Ahmad).

4.   Al-Firqah an-Najiyah menilai tauhid yaitu mengesakan Allah dengan peribadatan seperti doa, isti’anah (memohon pertolongan),istighatsah (memohon bantuan),menyembelih, nadzar, tawakal, berhukum kepada apa yang diturunkan Allah, dan berbagai jenis peribadatan lainnya sebagai fundamen untuk membangun Daulah Islamiyah yang benar.

5.   Al-Firqah an-Najiyah menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam peribadatan, perilaku dan kehidupan mereka, sehingga mereka kelihatan asing di tengah kaum mereka, sebagaimana sabda Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Sesungguhnya Islam mula-mula datang dalam keadaan asing,dan akan kembali dalam keadaan asing sebagaimana mula-mula datang. Beruntunglah orang-orang yang kelihatan Asing itu” (HR. Muslim)

6.   Al-Firqah an-Najiyah tidak fanatik kecuali kepada kalam Allah dan sabda RasulNya yang ma’shum yang tidak berkata-kata  dengan hawa nafsunya. Adapun manusia selainnya meskipun tinggi kedudukannya.

Imam Malik berkata, “Tidak ada seorang pun sesudah Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melainkan ucapannya bisa diambil dan bisa ditinggalkan, kecuali Nabi SAW

7.   Al-Firqah an-Najiyah adalah Ahlul Hadits yang disinyalir oleh Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Akan senantiasa ada golongan dari umatku yang membela kebenaran, mereka tidak menghiraukan orang yang menghinakan mereka hingga tiba urusan Allah (Kiamat).” (HR Muslim)

8.   Al-Firqah an-Najiyah menghormati para imam mujtahidin dan tidak fanatik kepada salah seorang dari mereka. ini sejalan dengan pernyataan para imam itu sendiri karena mereka berpesan kepada para pengikut mereka supaya berpegang dengan hadits shahih dan meninggalkan semua pendapat yang menyelisihinya.

9.   Al-Firqah an-Najiyah menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka mengingkari tarekat-tarekat bid’ah dan golongan-golongan perusak yang memecah belah umat, mengada-adakan bid’ah dalam agama, serta jauh dari Sunnah Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabat beliau

10.  Al-Firqah an-Najiyah menyerukan kaum muslimin agar berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabat beliau sehingga mereka mendapatkan kemenangan, dan mereka masuk ke dalam surga berkat karunia Allah dan syafa’at RasulNya.

11.  Al-Firqah an-Najiyah mengingkari undang-undang buatan manusia, karena bertentangan dengan hukum Islam, dan menyeruhkan supaya berhukum kepada Kitabullah yang diturunkan Allah

12.  Al-Firqah an-Najiyah menyeru kaum muslimin untuk berjihad di jalan Allah. Jihad wajib bagi setiap muslim sesuai dengan kesanggupan dan kemampuannya.

Tanda-tanda Tukang Sihir

Posted: 27 Januari 2013 in Tak terkategori

Tanda-tanda Tukang Sihir

Tukang sihir mempunyai banyak tanda diantaranya
1. Bertanya kepada pasiennya tentang namanya dan nama ibunya.
2. Meminta hewan dengan kriteria tertentu
3. Meminta darah dari hewan yang disembelih dengan tanpa menyebut nama Allah,mengoleskan darah pada bagian-bagian yang sakit dan membuang sesembelihan pada tempat tertentu
4. Meminta bekas dari orang yang datang padanya seperti baju,kuku atau rambut
5. Menulis mantra-mantra simbol-simbol
6. Memberikan jimat pada pasien
7. Memberikan pasien barang-barang untuk ditanam dalam tanah
8. Memberi paisen dupa untuk dibakar pada waktu matahari terbenam atau waktu istirahat siang.
9. Membaca Telapak Tangan
10. Menuang Timah
11. Memberikan cincin yang diukir dengan mantra
12. Menampakan simbol-simbol pengobatan seperti obat-obatan tradisional untuk menipu orang awam
13. Menyuruh agar pasien menggantung manik-manik
14. Menulis Al-Qur’an dengan barang-barang najis dan darah haid,menuliskan sebagian ucapan-ucapan syirik
15. Meminta benda-benda aneh yang sulit untuk dipenuhi pasiennya. Jika pasien tidak mampu mendatangkannya tukang sihir akan meminta sejumlah besar uang dari pasienya untuk mendapatkannya dengan bantuan jin misal meminta satu tikus yatim

 

Adakah Bid’ah Hasanah/ yang Baik ???

Mereka yang mengatakan ada bid’ah yang baik tidak mempunyai dalil selain perkataan Umar mengenai shalat tarawih berjamaah. Mereka yang mengatakan ada beberapa hal baru yang dibiarkan dan tidak diingkari oleh para Shahabat.Seperti pengumpulan Al-Qur’an menjadi satu kitab dan Penulisan Hadits. Jawaban mengenai masalah ini ialah perkara-perkara tersebut memiliki landasan dalil dalam agama,perkataan Umar,”Inilah Bid’ah yang baik”. Yang ia maksud adalah bid’ah secara bahasa,bukan syar’i.Sebab secara Syar’i bermakna sesuatu yang tak memiliki landasan syar’i bermakna sesuatu yang tidak memiliki landasan syar’i sebagai rujukan.

Pengumpulan Al Qur’an menjadi satu kitab memiliki dasar pensyariatan.Sebab Nabi pernah memerintahkan agar Al-Qur’an di tulis.Hanya saja penulisan dilakukan secara terpisah selanjutnya untuk menjaga agar tidak hilang lantas para sahabat menghimpunnya dalam satu Mushaf.

Masalah Shalat tarawih Nabi pernah melaksanakannya secara berjamaah para sahabat tapi pada akhirnya beliau kemudian tidak melasanakannya karena kawatir shalat tarawih diwajibkan atas mereka.Sementara para sahabat masih terus melaksanakannya baik secara berjamaah atau sendiri hingga kemudian Umar mengumpulkan mereka dalam satu imam sebagai mana yang pernah dilakukan dimasa nabi.

Penulisan hadits juga memiliki landasan syar’i. Nabi pernah menyuruh menuliskan sebagian hadits untuk beberapa orang sahabat bila beliau diminta.Larangan menulis hadits secara keseluruhan dimasa nabi karena beliau kawatir kalau hadits yang ditulis bercampur dengan Al-Qur’an.karena Al-Qur’an telah diturunkan secara sempurna dan dikoreksi sebelum nabi wafat,setelah itu agar agar hadits tidak hilang maka dilakukan penulisan juga.